Hallo Kicauers :D
Salam Sejarah :D
Mau memberi Info tentang Kudeta Supersemar :D
Langsung yuk ----->
Jakarta, 1 Oktober 1965. Dini hari itu terjadi percobaan kudeta.
Panglima Angkatan Darat dan lima pejabat terasnya diculik dan belum
diketahui nasibnya. Presiden Soekarno yang diselamatkan ke Istana Bogor
menyatakan mengambil alih pimpinan AD, dan menunjuk Mayjen Pranoto
Reksosamudro, Asisten III urusan personel di MBAD, sebagai pelaksana
hariannya. Line of succesion–pada keadaan darurat perang– padahal
mengatur kepanglimaan AD otomatis jatuh ke pundak Panglima Kostrad
apabila Panglima AD gugur atau ditawan.
Sejak 1 Oktober siang, para jenderal AD, termasuk Menko Hankam/KASAB
Jenderal Nasution yang lolos dari penyergapan musuh sudah berkumpul di
Markas Kostrad di Merdeka Timur. Tapi malam harinya, markas itu
dikosongkan karena terancam serangan udara. Panglima Angkatan Udara
Laksamana Madya Omar Dhani (dulu kepangkatan perwira tinggi AU juga
memakai istilah laksamana/sekarang Marsekal) sudah mengeluarkan ancaman akan bertindak
apabila Kostrad menyerbu pangkalan AU Halim PK.
Sore itu, pasukan RPKAD memang sudah masuk wilayah Halim untuk
mencari jenderal-jenderal AD yang diculik. Markas Kostrad dipindahkan ke
perkampungan atlet internasional Senayan (kini Plaza Senayan dan Hotel
Atlit), lalu siang keesokan harinya dipindahkan lagi ke kompleks Pusdik
Departemen Sosial yang terletak di tepi perkebunan karet di Kelurahan
Gandaria Selatan. Lokasi itu kini terletak di pertigaan Jalan Radio
Dalam dan Jalan Haji Nawi, yang menuju ke Pondok Indah Mall.Sore itu di
markas darurat Kostrad di Gandaria Selatan tersebut terlihat kesibukan
pasukan pengawal yang mempersiapkan keberangkatan Panglima Kostrad
Mayjen Soeharto yang dipanggil Presiden untuk menghadap di Istana Bogor.
Soeharto berangkat ke Bogor dengan pengawalan sejumlah panser, dan baru
kembali menjelang tengah malam.Para jenderal segera berkumpul di sebuah
ruangan untuk mendengar laporan tentang pertemuan Bogor itu. Untuk
diketahui, kompleks Pusdik Depsos itu terdiri dari sejumlah bangunan
berujud sekolahan dengan ruang-ruang kelasnya. Jendela-jendelanya
dibiarkan terbuka, tapi karena tingkapnya cukup tinggi, orang di luar
tidak bisa melongok ke dalam. Percakapan di dalam tak bisa terdengar,
dengungnya saja yang terpantul keluar. Namun ada satu suara yang cukup
jelas terdengar. Bunyinya: “Manfaatkan perintah Pangti!”. Itu adalah
logat Bataknya Jenderal Nasution.
Kopkamtib Jenderal Soeharto melaporkan bahwa Presiden mengambil alih kepemimpinan AD, menunjuk Mayjen Pranoto Reksosamudro sebagi pelaksana sehari-hari, dan kepadanya “hanya diberi” tugas untuk memulihkan keamanan dan ketertiban seperti sebelum kejadian 1 Oktober. Soeharto tampaknya kecewa dengan keputusan Presiden itu, tapi Nasution, yang paling senior di pertemuan itu segera saja menegaskan agar Soeharto menjalankan perintah dari presiden, Panglima Tertinggi (Pangti). Maka, seminggu kemudian, Soeharto membentuk Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban dan mengangkat dirinya sendiri sebagai panglimanya. Minggu berikutnya, ia melancarkan pembersihan PKI sampai ke akar-akarnya. Tanpa jabatan sebagai Panglima AD, wewenang sebagai Pangkopkamtib ternyata lebih efektif. Toh pertengahan Oktober, Pangti mengangkatnya juga sebagai Menteri/Panglima AD. Lalu 1 November, Presiden mengukuhkan Kopkamtib.Pembentukan Kopkamtib inilah yang menjadi kunci pertama yang membuka jalan kekuasaan Jenderal Soeharto. Maka, beranjak dari perintah Pangti di awal Oktober 1965 itu, Soeharto secara bertahap dan persisten membangun kekuatannya. Untuk itu, kalau perlu, dengan gertakan darah. Presiden Soekarno dan para elite pendukungnya dikejutkan oleh operasi pasukan Kostrad dan RPKAD yang merenggut ratusan ribu nyawa rakyat biasa di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Kopkamtib Jenderal Soeharto melaporkan bahwa Presiden mengambil alih kepemimpinan AD, menunjuk Mayjen Pranoto Reksosamudro sebagi pelaksana sehari-hari, dan kepadanya “hanya diberi” tugas untuk memulihkan keamanan dan ketertiban seperti sebelum kejadian 1 Oktober. Soeharto tampaknya kecewa dengan keputusan Presiden itu, tapi Nasution, yang paling senior di pertemuan itu segera saja menegaskan agar Soeharto menjalankan perintah dari presiden, Panglima Tertinggi (Pangti). Maka, seminggu kemudian, Soeharto membentuk Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban dan mengangkat dirinya sendiri sebagai panglimanya. Minggu berikutnya, ia melancarkan pembersihan PKI sampai ke akar-akarnya. Tanpa jabatan sebagai Panglima AD, wewenang sebagai Pangkopkamtib ternyata lebih efektif. Toh pertengahan Oktober, Pangti mengangkatnya juga sebagai Menteri/Panglima AD. Lalu 1 November, Presiden mengukuhkan Kopkamtib.Pembentukan Kopkamtib inilah yang menjadi kunci pertama yang membuka jalan kekuasaan Jenderal Soeharto. Maka, beranjak dari perintah Pangti di awal Oktober 1965 itu, Soeharto secara bertahap dan persisten membangun kekuatannya. Untuk itu, kalau perlu, dengan gertakan darah. Presiden Soekarno dan para elite pendukungnya dikejutkan oleh operasi pasukan Kostrad dan RPKAD yang merenggut ratusan ribu nyawa rakyat biasa di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Fact Finding Commision dibentuk untuk mencari tahu. Tapi segera saja
Soeharto tak lagi dipandang sebelah mata. Dalam waktu singkat–Oktober
sampai November, ia telah menjadi Panglima AD, Pangkopkamtib, dan
Perwira Penyerah Perkara untuk menyeret para pelaku percobaan kudeta
G-30-S ke Mahkamah Militer Luar Biasa. Tahun beralih ke 1966, Soeharto
sudah menjadi tokoh determinan dalam perubahan nasib bangsa dan negara.
Ia tinggal berhadapan dengan Presiden Soekarno, sehingga masa-masa itu
Indonesia disebut berada di bawah dualisme kepemimpinan. Namun, Soeharto
lebih unggul di kancah real politics dan pergerakan masyarakat yang
menuntut perubahan. Di pihaknya, ada kekuatan mahasiwa yang tiap hari
bergerak dan para teknokrat yang memang sudah bergabung di forum
Seskoad. Ia pun didukung oleh kekuatan riel AD, yakni Kostrad, resimen
pasukan khusus RPKAD, Pusat Kavaleri. Di dalam kesatuan Kostrad terdapat
dua batalyon elite Siliwangi.
Supersemar Soeharto berada di struktur resmi pemerintahan Soekarno,
tapi juga berada di belakang penggalangan untuk menurunkan Soekarno.
Maka ia lebih suka mangkir dari sidang kabinet dengan alasan sakit.
Soeharto tidak hadir pada sidang kabinet 11 Maret 1966.Maka
di luar istana berbaris satuan-satuan tentara tanpa tanda kesatuan. Di
antara perwira pengawal istana dan perwira pasukan “liar” ada yang
saling menyapa karena kenal. Komandan pengawal bertanya apa maksud dari
pasukan yang berkeliaran itu. Dijawab, “menangkap Subandrio”. Secarik
informasi tentang pasukan tanpa tanda pengenal itu masuk ruang sidang.
Presiden membacanya, menyadari bahwa Soeharto tidak hadir di sidang
itu, ia memutuskan untuk menyingkir. Subandrio yang juga membaca memo
itu berlari mengikuti Presiden Soekarno yang diterbangkan dengan
helikopter ke Bogor.Selanjutnya adalah cerita tentang Surat Perintah 11
Maret (Super Semar) yang terkenal itu. Isinya adalah soal menjamin
keamanan, mirip perintah yang diberikan pada 2 Oktober 1965. Lalu,
menjaga keselamatan Soekarno bersama keluarga, serta menjaga
ajaran-ajarannya. Super Semar itu juga berisi perintah untuk
berkoordinasi erat dengan angkatan-angkatan bersenjata lainnya (AL, AU,
Kepolisian). Harap diingat, waktu itu angkatan bersenjata belum
terintegrasi, masing-masing jalan sendiri. Yang tidak kalah penting
adalah bahwa Super Semar itu juga memerintahkan Soeharto untuk tetap
melapor kepada Presiden/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS. Dengan
wewenang Super Semar, Soeharto membereskan kekuatan politik kiri
sekaligus menghapuskan dualisme kepemimpinan. Soekarno bereaksi keras
dan menyatakan dirinya masih berkuasa penuh dan hanya bertanggung jawab
pada MPRS dan Tuhan.Tapi dengan lugas, Soeharto membawa urusan Super
Semar itu ke sidang MPRS (Juni 1966). Lembaga tertinggi negara itu
mengukuhkan Super Semar sebagai Tap MPRS dan menetapkan Soeharto sebagai
pengembannya. Dengan Tap IX/MPRS/1966 itu, Soeharto juga menjadi
mandataris MPRS yang secara konstitusional statusnya sederajat dengan
mandataris Soekarno. Maka ia tidak perlu lagi harus melapor kepada
Presiden. Tepat setahun setelah keluarnya Super Semar, MPRS
memberhentikan Soekarno sebagai Presiden, dan Soeharto, pengemban Tap
IX/MPRS/1966 diangkat sebagai Pejabat Presiden. Inilah yang kemudian
disebut orang luar sebagai creeping coup d’etat, kudeta dengan
mengendap-endap. Setahun setelah itu, Soeharto menjadi presiden penuh.
(Source: Manfaatkan Perintah Pangti!
SINAR HARAPAN Minggu, 27 Januari 2008
Oleh: Daud Sinjal
Penulis adalah wartawan senior.
Anggota staf Biro Juru bicara Menko Hankam/KASAB 1964-1966 )
SUMBER : http://adminkece.blogdetik.com/2012/04/02/kudeta-soeharto-atas-soekarno/?utm_source=Admin+Kece+SejarahRI&utm_medium=twitter&utm_campaign=Admin+Kece+SejarahRI
Salam Kicauers Febry :* :* :*
SUWARKO BISMA DEWANTARA BALA PUTRA DEWA RUCI, SEORANG GURU,BINGUNG MENYIKAPI SEJARAH INDONESIA,SUPER SEMAR 66, ITU BETUL BETUL ADA APA ENGGA, KALAU ADA KENA APA ASLINYA TIDAK BISA DITEMUKAN, BUKANKAH ITU SANGAT PENTING BAGI RAKYAT INDONESIA,M.YUSUP, BASUKI RAHMAT. SUPARJO RUSTAM,YAN MEMBAWA SUPERSEMAR 66 DARI ISTANA BOGOR KE JAKARTA, DISERAHKAN KE SOEHARTO, TERUS OLEH SOEHARTO DISIMPAN DIMANA,KOK BISA HILANG,COBA PARA AHLI SEJARAH,PARA PROFESOR,TERANGKAN DAN LURUSKAN SEJARAH SUPER SEMAR INI, DAN SEJARAH G 30 S / PKI 65, AGAR RAKYAT INDONESIA TAHU KEADAAN SEJARAH YANG SEBENARNYA, JANGAN ADA DUSTA DIANTARA KITA.TOLONG INI JAMAN REFORMASI, JAMAN TRASPARANSI,JAMAN TEKNOLOGI MODEREN,JAMAN GLOBALISASI,DUNIA MENYATU,MASA AKAN TERUS DITUTUPI SEJARAH KITA SENDIRI.SUWARKO 081542780153 GURU SD NEGERI GUMILIR 05 KEC CILACAP UTARA, KAB CILACAP, PROP. JATENG. INDONESIA.PERNAH KULIAH DI STKIP GALUH CIAMIS JAWA BARAT,JURUSAN SEJARAH.
BalasHapusAda jls suratnya tp sgaja dhlgkn olh AD
HapusHalo p. Suwarko dr Clacap. Bapak saya dr clacap. Dlu saya pnh d aspol dkt pntai.
BalasHapusSurat Perintah mmg ada tp yg membuat AD dg kop Mabes AD yg d tanda tgn Sukarno. Surat trsebut sgaja dhilangkan krna agar AD tdk d anggap kblinger masa surat tugas presiden kopnya AD bukannya kop kepresidenan. Scr tdk lsg Bung Karno mmg dpaksa menandatangani srt tsb. Trims