Sabtu, 31 Maret 2012

Sejarah KOES PLUS - Bagian 1


Selamat Pagi Kicauers Febry :) :) :p
Kali ini saya akan membagi info tentang Grup Band Legend Favorit saya yaitu KOES PLUS,Mungkin benar pepatah yang mengatakan "Burung Bangau jatuhnya ke pelimbahan juga" (gatau maksudnya)


Langsung aja Kicauers ----> KOES PLUS


Koes Plus merupakan grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik Pop dan Rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka,terakhir walaupun hanya tinggal dua anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif ,lalu tinggal Yon sendiri yang membawakan Koes Plus dengan additional playernya.

Sejarah Koes Plus berawal dari Koes Bersaudara 1960-1963 personilnya antara lain Koesdjono(Jhon) pada Gitar, Koestono(Tonny) pada Keyboard, Koesjono(Yon) pada Vokal, Koesrojo(Yok) pada Bass, Koesnomo(Nomo) pada Drum. Namun pada akhir tahun 1963 Jhon Koeswoyo memutuskan berhenti menjadi musikus karena harus berkonsentrasi dengan pekerjaan kantornya.Maka mulai pada Tahun 1963 Koes Bersaudara minus Jhon ,empat anggota ini memulai kiprah lagi "Band Keluarga" ini.






Oya pada Tanggal 1 Juli 1965 Band ini sempat di penjara di Penjara Glodok,karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles  yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Didalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15" ,Menurut testimoninya di acara Kick Andy pada tahun 2008 band ini mengkonfirmasi jika di balik penangkapan mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dalam sebuah operasi Kontra Intelejen guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia.

Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Tahun 1969 Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Maka nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.


Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunyai pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah menjadi Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia.Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.

Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI,orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu. (Tahun 1970-an)
 
Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites,Panbers,Mercy's,D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti Pop Melayu dan Pop Jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.



Tunggu Lanjutannya KicauersKuuuuuu :D :D :D


SUMBER :

http://id.wikipedia.org/wiki/Koes_Plus

http://www.google.co.id/imgres?hl=id&client=firefox&sa=X&rls=com.yahoo:id:official&biw=1024&bih=465&tbm=isch&prmd=imvnslb&tbnid=Mj8OSLxzwK9BqM:&imgrefurl=http://senowidi.blogspot.com/2010/06/nasehat-koes-plus-untuk-kita.html&docid=MWQmAhvAaqVnAM&imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_ZwD7rIrwuj0/TBSFMjpcWXI/AAAAAAAAALA/nuvfGCaZvf4/s1600/koes%252Bplus.jpg&w=400&h=626&ei=nSV3T4j0O8vQrQeQ3bWmDQ&zoom=1&iact=rc&dur=281&sig=108422873745442541122&page=1&tbnh=107&tbnw=72&start=0&ndsp=13&ved=1t:429,r:5,s:0&tx=12&ty=31


http://www.google.co.id/imgres?hl=id&client=firefox&sa=X&rls=com.yahoo:id:official&biw=1024&bih=465&tbm=isch&prmd=imvnslb&tbnid=DH-rcRLcQ-D3MM:&imgrefurl=http://kolom-biografi.blogspot.com/2012/02/biografi-koes-plus.html&docid=X28aiUvRRNNL5M&imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-XV3F0_bFO4s/TZfuJW9kGmI/AAAAAAAABvk/F5IZTSRObgE/s1600/koes-plus.jpg&w=320&h=250&ei=nSV3T4j0O8vQrQeQ3bWmDQ&zoom=1&iact=hc&vpx=545&vpy=170&dur=6464&hovh=198&hovw=254&tx=148&ty=111&sig=108422873745442541122&page=1&tbnh=107&tbnw=181&start=0&ndsp=13&ved=1t:429,r:3,s:0




Senin, 19 Maret 2012

RESENSI BUKU II


Selamat pagi Kicauers :)
Pantengin yah (Serius dikit) Resensi Buku ini tentang Sejarah Kebudayaan Indonesia.

PERUBAHAN ARAH SASTRA INDONESIA

Judul                : Budaya dan Masyarakat
Penulis              : Prof.Dr.Kuntowijoyo
Penerbit             : PT. Tiara Wacana Yogya
Tahun               : 1,1987
Tebal                : 171 halaman


        Sastra merupakan kata yang tidak asing lagi di telinga kita,sastra sebagai bidang kajian sejarah intelektual masih belum banyak mendapatkan tempat dari penulis sejarah maupun penikmat sastra Indonesia, jika diamati sastra Indonesia merupakan bidang kajian yang menawarkan banyak kemungkinan. Sejarah intelektual dapat mempelajari perkembangan satra dari internal dialektik, perkembangan, kontinuitas,dan perubahan konsep-konsep kunci dari tema, proposisi dan posisi pikiran pengarangnya.
Jika kita percaya sastra sebagai simbol maka ini mempunyai korelasi terhadap sistem sosial yang membangunnya, maka kita akan mendapatkan keuntungan bila kita mempelajari sastra dari segi intelektual sama halnya dengan mempelajari kesadaran masyarakatnya.sastra dapat merupakan bayangan kehidupan masyarakat,perubahan masyarakat dan menampilakan filsafat sebagai landasan evaluasi yang terjadi. Hubungan langsung atau tidak langsung antara karya sastra sebagai sistem simbol dan sistem sosial dala arti ketergantungan merupakan apa yang disebut arah.
Munculnya sastra modern menggantikan sastra klasik ditandai dengan cita-cita untuk menampilkan kisah-kisah yang sudah terjadi atau dunia keseharian. Sastra adalah strukturasi dari pengalaman merupakan potret dari terbitnya sastra Balai pustaka 1920-an,mereka melihat dinamika yang terjadi dalam masyarakat contohnya Marah Rusli dalam Siti Nurbaya , maka sastra merupakan konfirmasi terhadap kenyataan-kenyataan sosial tetapi pengarang tak dapat mengambil sikap inilah yang disebut sastra simtomatik (ada dalam sistem sosial tetapi belum dalam sistem simbol sosial).
Kesadaran  kembali muncul dengan nama Pujangga Baru,sastra tahun 1930-an. Sastra tahun ini sudah ada pengintregasian sistemik antara sistem sosial dan simbol, seperti karya Sutan takdir Alisyahbana dengan sadar menunjukkan cita-cita kelas menengah untuk mendapatkan pengakuan dari kepemimpinan kelas sosial baru itu. Sastra ini menganalisa masyarakat dan menyatakan pendapat secara sadar maka termasuk sastra diagnostik.
Kritik sastra  masyarakat muncul pada tahun 1950-an contohnya tulisan Belenggu (1940) dengan penulisnya Armijn Pane atau karya Pramoedya yang berjudul Korupsi tahun 1954 merupakan sastra yang muncul akibat kekecewaan masyarakat terhadap kelas menengah kota, Indonesia yang baru lahir tidak banyak membawa perubahan mendasar kecuali politik pada saat itu. Lalu muncul angkatan 66 yang jelas menentang tirani politik pada saat itu, hingga tahun 1970-an seperti karya YB.Mangunwijaya, Burung-burung Manyar merupakan masih arah yang sama yakni termasuk sastra dialektik dimana sastra menjadi kritik sosial atau antitesis terhadap sistem sosial.
Kemudian muncul tradisi antiintelektualisme dalam sastra Indonesia didasari oleh Iwan Simatupang dan dilanjutkan oleh karya Darmanto JT yang berjudul urakan dan puisi mistik Abdul Hadi WM tahun 1980-an disini mereka membangun satra alternatif dimana para pengarang mecoba membebaskan sastra sebagai simbol dari masyarakat,sastra yang ingin berdiri sendiri sebagai sistem tandingan. Sastra ini timbul akibat pengarang merasa adanya sesuatu dalam masyarakat yang tidak koheren antara sistem sosial dan sistem nilai dan selanjutnya pengarang mewakili anggota masyarakat yang terasingkan dalam proses teknologisasi.
Ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti, diselingi istilah-istilah ilmiah, dan menganalisa perkembangan budaya dan masyarakat Indonesia dengan perspektif semiotik membuat para pembaca tertarik untuk membaca buku ini. Pasti melalui buku ini kita akan banyak lebih mengerti tentang perjalanan sejarah sastra Indonesia sejak 1920-an dari awalnya sastra simtomatik,beranjak menjadi sastra diagnostik tahun 1930-an lalu sastra dialektik pada tahun 1960-an sampai pada akhirnya sastra menjadi otonom sebagai sastra alternatif 1980-an,ternyata arah sastra berubah dari yang sebelumnya (1920-an) ada dalam sistem sosial berubah pada tahun 1980-an menjadi sistem tersendiri yang otonom.


Peresensi :        Febry Satya Wibawa


 

SEKIAN.

THANKS.

SALAM JANCUKERS.

Jumat, 16 Maret 2012

PERSEPSI "Ngawur Karena Benar"

Hallo Kicauersku :) :) :)

Akhirnya weekend yang saya tunggu datang juga ya,walaupun Sabtu Minggu pasti tidak berasa berlalu begitu saja deh kayanya,saya doakan semua diberikan kesehatan ya,agar selalu dapat melakukan aktivitas seperti biasa.

Oh iyaa saya hari ini dapat hadir di acara Islamic Book Fair (IBF)  yang seperti biasa tempatnya di Istana Olahraga (disingkat ISTORA) Senayan,Jakarta Selatan.Saya datang ke IBF ditemani pacar saya.Kalau niat saya ya ingin mengantar dia,kalau niat Pacar saya mungkin diantar saya kali yah? (ga mutu banged yah niatnya)
Langsung to the point yah,

"Berani Karena Benar" itu biasa sudah tak spesial lagi,sekarang yang lg nge-trend adalah "Ngawur Karena benar"

Itu anagium apa yah?penulisnya gila apa yah?emang ada yang bilang begitu?

Jadi,

Ada yang tau Sudjiwo Tedjo?Presiden Jancukers?pernah nonton Indonesia Lawyes Club?

Jujur niat utama saya datang ke IBF hari ini untuk menghadiri acara bedah buku "Ngawur Karena Benar" karya Sudjiwo Tedjo (Mbah Tedjo) budayawan edan atau Dalang gaul yang gila tweet.Nah salah satu anagium yang saya kutip di atas merupakan tulisan budayawan edan yang hobinya ngetweet itu.

Saya sempat terlambat 15 menit hadir di panggung utama ISTORA yang ternyata Mbah Tedjo sudah nyocot dari tadi.

Dalam hati sempat kecewa,tapi apa daya tangan tak sampai.Maaf kalau tulisan saya (ikut-ikutan) ngawur.Setelah beberapa lama mengikuti sesi tanya jawab itu ternyata konsep Ngawur yang terlintas dipikiran mayoritas pengunjung yang datang tidak serumit bahkan lebih rumit dari Rumus Phytagoras tergantung pengunjung memaknainya memakai IQ? atau tidak.

Mbah Tedjo yang bergaya urakan (lebih urakan dari pejabat-pejabat pemerintahan itu) tetapi tidak kurang ajar.Urakan berbeda dengan kurang ngajar,Bedannya urakan itu melanggar aturan termasuk aturan berpikir untuk mengikuti hati nurani,Maka kurang ngajar melanggar aturan hanya demi melanggar,

Mulai menjelaskan Ngawurisme ala Mbah Tedjo menurutnya "Jurus-jurus terakhir kita setelah mentok pada jurus-jurus lain yang konon sistematis,santun,dan berbudi pekerti ternyata di balik kedok tertata,sopan dan bertata krama itu merupakan kepalsuan"

Yang lucu katanya "Negara kita (Indonesia) katanya negara Kelautan (Maritim) tetapi yang dibangun kok Jembatan Suramadu,bukan memperbanyak kapal dan dermaga,Kalau bisa pemerintah khususnya Dirjen Laut itu jejerin kapal-kapal di sepanjang pantai utara jawa jadi kita bisa jalan kaki ngelangkahin kapal-kapal itu" kata Mbah Tedjo yang terkenal sebagai Presiden Jancukers itu.

ya sangat menarik saya bisa ikut bedah buku mbah Tedjo,saya pun ikut membeli buku yang baru terbit itu dan ditambah tanda tangan sang Presiden Jancukers,yang saya dengar Budayawan Edan itu akan menulis buku lagi yang berjudul "Dalang Gaul Gila nge-Tweet"

SEKIAN

THANKS KICAUERS,

SAYA FEBRY.

SALAM JANCUKERS.

Minggu, 11 Maret 2012

RESENSI BUKU I


Selamat Pagi Kicauers Febry :)
(sekali-kali serius yah) Saya Ingin Share tentang Pelopor Organisasi yang memicu organisasi lain untuk mencapai kemerdekaan "Indonesia" 
Selamat membaca asal mula "BUDI UTOMO" !!!



Dewasa ini Budi Utomo dipandang sebagai organisasi nasional pertama yang lahir di Indonesia,majalah Retnodoemillah dan Pewarta prijaji  yang terbit akhir abad ke 19 mencerminkan kenyataan tentang adanya pertumbuhan hasrat di kalangan elite pribumi untuk memperjuangkan kepentingan mereka sendiri.


Wahidin Soedirohoesoedo lahir  tahun 1857 di desa Melati, di kaki gunung Merapi dekat Yogyakarta. Wahidin termasuk golongan priyayi desa, seperti juga ditujukkan oleh gelarnya yang sederhana saja yaitu Mas Ngabehi.Wahidin bersekolah pada tahun 1869 di Sekolah Kedokteran Jawa biasa dikenal dengan STOVIA(School tot Opleiding van Inlandsche Artsen)   dan menerbitkan Retnodoemilah dalam bahasa Melajoe sedang bukan bahasa Melayu tinggi seperti yang sudah. Selanjutnya ia mengubah dengan radikal isi muatannya. Kemudian berangsur-angsur karangan-karangan di dalamnya berubah, dari bernada pasif menjadi aktif.Sejak 1901 Dr.Wahidin Soedirohoesodo memimpin redaksi Retnodoemillah ,ia bukan hanya dikenal sebagai ahli kesehatan beliau dikenal mampu memadukan pendidikan barat dengan tradisi Jawa.Beliau juga termasuk ahli karawitan seperti gamelan dan sebagai dalang wayang kulit ini terbukti berkat tulisan Djajadiningrat mengenai pertemuannya pada tahun 1908.


Harmoni merupakan tema yang “difavoritkan” dalam ceramahnya,ia sendiri cukup luwes dalam mempertahankan terhadap budaya tradisional,namun siap menyesuaikan diri dengan aliran dalam politik colonial yang sehat. Salah satunya Politik Etis atau Politik Balas Budi yaitu suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi yang digagas olen van Deventer memungkinkan Wahidin Soedirihusodo menjadi Dokter Jawa.Menurut beliau Politik Etis lebih banyak memberikan janji dan kekecewaan.


Dalam propagandanya, Wahidin didampingi oleh Pangeran Ario Noto (putra Pakualam V). Namun usahanya ini tersendat oleh umur dan masalah pembiayaan. Wahidin mendekati priyayi, Bupati, dan Pejabat, walaupun tidak banyak yang tertarik terhadap usahanya, tetapi pada akhirnya ia mendapat dukungan luar biasa dari asisten residen berkat pembawaannya yang tenang dan meyakinkan. 


Hingga akhirnya, Wahidin berhasil membentuk Budi Utomo dengan murid-murid STOVIA. Pada mulanya ia tidak berniat ke STOVIA, tetapi karena sedang berhenti di Batavia, ia diundang oleh Soetomo dan Soeradji (murid STOVIA). STOVIA adalah satu-satunya lembaga pendidikan menengah di Batavia sehingga menjadi wajar bila siswanya bergaul dengan para kaum intelektual, seperti E.F.E. Douwes Dekker. 


Siswa STOVIA lebih memberikan dukungan terhadap kampaye Wahidin dibandingkan Douwes Dekker. Hal ini diakibatkan Douwes Dekker lebih menekankan terhadap politik (membuat partai) dan perjuangannya dilakukan oleh bangsa Indo-Eropa. Lalu Soetomo langsung mendirikan suatu perkumpulan di dalam STOVIA dan mencari dukungan dari siswa-siswa STOVIA. 


Nama Budi Utomo sendiri diusulkan oleh Soeradji. Ketika Wahidin meneruskan perjalanannya ke Banten, Soetomo memuji tekadnya “punika satunggaling padamelan sae sarta nelakaken budi utami.” (ini merupakan perbuatan baik serta mencerminkan keluhuran budi). Biasanya Budi Utomo diterjemahkan sebagai usaha bagus. Pengertian mengenai budi erat kaitannya dengan paham mengenai kesejahteraan masyarakat. Lalu diperluas pula tujuan Budi Utomo jauh dari sekedar soal beasiswa. Selain itu, batasan etnis dan geografis tidak hanya mencerminkan kurangnya kesadaran terhadap persatuan nasional secara menyeluruh, tapi juga karena antipati yang berkepanjangan antara golongan penduduk Jawa pribumi dan non-Jawa. oleh karena itu, Organisasi untuk kaum muda Jawa ini didirikan oleh Soetomo pada hari minggu tanggal 20 Mei 1908 pukul sembilan pagi. Siswa yang menghadiri di aula STOVIA bukan hanya siswa sekolah ini, tetapi juga dari sekolah pertanian dan kehewana di Bogor.

Pemerintah kolonial memang menaruh minat besar terhadap Budi Utomo terbukti dengan sebuah surat yang ditulis Sekretaris Pemerintah Belanda yang pertama JB van Heutz  menarik kesimpulan bahwa organisasi ini  sangat bermanfaat jika berada di tangan orang yang baik.Maka pemerintah colonial memperkirakan siapa yang akan memangku jabatan yang “istimewa” itu. Kongres Budi Utomo yang pertama diadakan pada Bulan Oktober 1908 untuk mengkonsolidasikan dengan keputusan diantaranya tidak mengadakan kegiatan politik,tujuan utama pada bidang pendidikan dan kebudayaan. Maka pada bulan Desember 1908 Tirtokoesoemo diangkat menjadi ketua Organisasi tersebut.


Organisasi Budi Utomo menaruh perhatian kepada rakyat dalam kepentingan pendidikan yang seluas-luasnya,perbaikan pertanian,peternakan,perdagangan,lalu perkembangan teknik Industri,menumbuhkan kembali kesenian tradisi pribumi,menjunjung tinggi cita-cita pada umumnya,meningkatkan kesejahteraan bangsa.


Setelah tahun 1909 terbentuk dua kelompok yang menginginkan organisasi ini terbentuk menjadi organisasi politik atau memperluas perhatian menjadi seluruh Hindia Belanda.Pada Oktober 1909 kongres kedua diselenggarakan di gedung Mataram Yogyakarta sedikitnya 300 orang jawa hadir ,terdapat orang Cina dan Eropa.Kongres Budi Utomo bertambah besar dengan bertambah banyaknya cabang organisasi  dari 8 cabang menjadi 19 cabang organisasi dalam waktu 1 tahun.Acara kongres ini menurun bila dibandingkan dengan pada kongres I.


Terdapat peristiwa pengunduran diri Tjiptomangunkusumo dari keanggotaan Budi Utomo karena terdapat wacana Organisasi ini menjadi Organisasi politik dan meluaskan cakupan menjadi seluruh Hindia Belanda.Sehingga pada 1909 Tjipto lebih memilih pindah ke Indische Partij dengan Douwes Dekker.Pada kongres keduapun beliau dating untuk mengamati Organisasi ini.


Pidato paling penting yang disampaikan oleh Sastrowidjono tentang “Cara memajukan bangsa Jawa”.Dalam forum itu ia mersa puas dengan kemajuan Organisasi Budi Utomo.Sangat bertentangan dengan pendapat Tjiptomangunkusumo dan lain-lain yang merasa tak puas.Kongres ke II ini mengagendakan setiap masalah yang menyangkut pendidikan dan kebudayaan setelah itu kongres ditutup dengan kesimpulan badan pengawas mengajukan anggaran dasar organisasi kepada pemerintah colonial untuk mendapatkan pengesahan,dan pemerintah colonial memberikan keputusan yang positif.


            Pada 28 Desember 1909 gubernur Jenderal menyatakan Organisasi Budi Utomo menjadi organisasi yang sah dan secara resmi diberi Izin melakukan kegiatan dengan ketentuan sesuai dengan keputusan pemerintah colonial No.52 28 Desember 1909,Karena Organisasi ini bersifat moderat maka tidak banyak nama organisasi ini dalam laporan-laporan gubernur Jenderal antara tahun 1909-1915.Selama masa jeda dari kongres I dan kongres II sikap pemerintah colonial pun berspekulasi apakah organisasi ini mampu untuk menyejahterakan rakyat atau untuk memeperkuat pemerintah colonial. Maka sangat jelas Budi Utomo merupakan organisasi pendidikan yang tidak ditakutkan oleh pemerintah colonial ,organisasi ini selalu dikontrol oleh pemerintah colonial.

SUMBER :
Nagazumi,Akira.1972.The Dawn Of Nationalism:The Early Years of Budi Utomo 1908-1918.Tokyo Institute of Developing Economics