Selamat Pagi Kicauers Febry :)
(sekali-kali serius yah) Saya Ingin Share tentang Pelopor Organisasi yang memicu organisasi lain untuk mencapai kemerdekaan "Indonesia"
Selamat membaca asal mula "BUDI UTOMO" !!!
Dewasa
ini Budi Utomo dipandang sebagai organisasi nasional pertama yang lahir di Indonesia,majalah
Retnodoemillah dan Pewarta prijaji yang
terbit akhir abad ke 19 mencerminkan kenyataan tentang adanya pertumbuhan
hasrat di kalangan elite pribumi untuk memperjuangkan kepentingan mereka
sendiri.
Wahidin
Soedirohoesoedo lahir tahun 1857 di desa
Melati, di kaki gunung Merapi dekat Yogyakarta. Wahidin termasuk golongan
priyayi desa, seperti juga ditujukkan oleh gelarnya yang sederhana saja yaitu Mas
Ngabehi.Wahidin bersekolah pada tahun 1869 di Sekolah Kedokteran Jawa biasa
dikenal dengan STOVIA(School
tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan
menerbitkan Retnodoemilah dalam bahasa Melajoe sedang bukan bahasa Melayu
tinggi seperti yang sudah. Selanjutnya ia mengubah dengan radikal isi
muatannya. Kemudian berangsur-angsur karangan-karangan di dalamnya berubah,
dari bernada pasif menjadi aktif.Sejak 1901 Dr.Wahidin Soedirohoesodo memimpin
redaksi Retnodoemillah ,ia bukan hanya dikenal sebagai ahli kesehatan beliau
dikenal mampu memadukan pendidikan barat dengan tradisi Jawa.Beliau juga
termasuk ahli karawitan seperti gamelan dan sebagai dalang wayang kulit ini
terbukti berkat tulisan Djajadiningrat mengenai pertemuannya pada tahun 1908.
Harmoni
merupakan tema yang “difavoritkan” dalam ceramahnya,ia sendiri cukup luwes
dalam mempertahankan terhadap budaya tradisional,namun siap menyesuaikan diri
dengan aliran dalam politik colonial yang sehat. Salah satunya Politik Etis
atau Politik Balas Budi yaitu suatu pemikiran yang menyatakan bahwa
pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi
yang digagas olen van Deventer memungkinkan Wahidin Soedirihusodo menjadi
Dokter Jawa.Menurut beliau Politik Etis lebih banyak memberikan janji dan
kekecewaan.
Dalam
propagandanya, Wahidin didampingi oleh Pangeran Ario Noto (putra Pakualam V).
Namun usahanya ini tersendat oleh umur dan masalah pembiayaan. Wahidin
mendekati priyayi, Bupati, dan Pejabat, walaupun tidak banyak yang tertarik
terhadap usahanya, tetapi pada akhirnya ia mendapat dukungan luar biasa dari
asisten residen berkat pembawaannya yang tenang dan meyakinkan.
Hingga
akhirnya, Wahidin berhasil membentuk Budi Utomo dengan murid-murid STOVIA. Pada
mulanya ia tidak berniat ke STOVIA, tetapi karena sedang berhenti di Batavia,
ia diundang oleh Soetomo dan Soeradji (murid STOVIA). STOVIA adalah
satu-satunya lembaga pendidikan menengah di Batavia sehingga menjadi wajar bila
siswanya bergaul dengan para kaum intelektual, seperti E.F.E. Douwes Dekker.
Siswa
STOVIA lebih memberikan dukungan terhadap kampaye Wahidin dibandingkan Douwes
Dekker. Hal ini diakibatkan Douwes Dekker lebih menekankan terhadap politik
(membuat partai) dan perjuangannya dilakukan oleh bangsa Indo-Eropa. Lalu
Soetomo langsung mendirikan suatu perkumpulan di dalam STOVIA dan mencari
dukungan dari siswa-siswa STOVIA.
Nama
Budi Utomo sendiri diusulkan oleh Soeradji. Ketika Wahidin meneruskan
perjalanannya ke Banten, Soetomo memuji tekadnya “punika satunggaling padamelan sae sarta nelakaken budi utami.” (ini merupakan perbuatan baik serta mencerminkan
keluhuran budi). Biasanya Budi Utomo
diterjemahkan sebagai usaha bagus. Pengertian mengenai budi erat kaitannya
dengan paham mengenai kesejahteraan masyarakat. Lalu diperluas pula tujuan Budi
Utomo jauh dari sekedar soal beasiswa. Selain itu, batasan etnis dan geografis
tidak hanya mencerminkan kurangnya kesadaran terhadap persatuan nasional secara
menyeluruh, tapi juga karena antipati yang berkepanjangan antara golongan
penduduk Jawa pribumi dan non-Jawa. oleh karena itu, Organisasi untuk kaum muda
Jawa ini didirikan oleh Soetomo pada hari minggu tanggal 20 Mei 1908 pukul
sembilan pagi. Siswa yang menghadiri di aula STOVIA bukan hanya siswa sekolah
ini, tetapi juga dari sekolah pertanian dan kehewana di Bogor.
Pemerintah
kolonial memang menaruh minat besar terhadap Budi Utomo terbukti dengan sebuah
surat yang ditulis Sekretaris Pemerintah Belanda yang pertama JB van Heutz menarik kesimpulan bahwa organisasi ini sangat bermanfaat jika berada di tangan orang
yang baik.Maka pemerintah colonial memperkirakan siapa yang akan memangku
jabatan yang “istimewa” itu. Kongres Budi Utomo yang pertama diadakan pada
Bulan Oktober 1908 untuk mengkonsolidasikan dengan keputusan diantaranya tidak
mengadakan kegiatan politik,tujuan utama pada bidang pendidikan dan kebudayaan.
Maka pada bulan Desember 1908 Tirtokoesoemo diangkat menjadi ketua Organisasi
tersebut.
Organisasi
Budi Utomo menaruh perhatian kepada rakyat dalam kepentingan pendidikan yang
seluas-luasnya,perbaikan pertanian,peternakan,perdagangan,lalu perkembangan
teknik Industri,menumbuhkan kembali kesenian tradisi pribumi,menjunjung tinggi
cita-cita pada umumnya,meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Setelah
tahun 1909 terbentuk dua kelompok yang menginginkan organisasi ini terbentuk
menjadi organisasi politik atau memperluas perhatian menjadi seluruh Hindia
Belanda.Pada Oktober 1909 kongres kedua diselenggarakan di gedung Mataram
Yogyakarta sedikitnya 300 orang jawa hadir ,terdapat orang Cina dan
Eropa.Kongres Budi Utomo bertambah besar dengan bertambah banyaknya cabang
organisasi dari 8 cabang menjadi 19
cabang organisasi dalam waktu 1 tahun.Acara kongres ini menurun bila
dibandingkan dengan pada kongres I.
Terdapat
peristiwa pengunduran diri Tjiptomangunkusumo dari keanggotaan Budi Utomo
karena terdapat wacana Organisasi ini menjadi Organisasi politik dan meluaskan
cakupan menjadi seluruh Hindia Belanda.Sehingga pada 1909 Tjipto lebih memilih
pindah ke Indische Partij dengan Douwes Dekker.Pada kongres keduapun beliau
dating untuk mengamati Organisasi ini.
Pidato
paling penting yang disampaikan oleh Sastrowidjono tentang “Cara memajukan
bangsa Jawa”.Dalam forum itu ia mersa puas dengan kemajuan Organisasi Budi
Utomo.Sangat bertentangan dengan pendapat Tjiptomangunkusumo dan lain-lain yang
merasa tak puas.Kongres ke II ini mengagendakan setiap masalah yang menyangkut
pendidikan dan kebudayaan setelah itu kongres ditutup dengan kesimpulan badan
pengawas mengajukan anggaran dasar organisasi kepada pemerintah colonial untuk
mendapatkan pengesahan,dan pemerintah colonial memberikan keputusan yang
positif.
Pada 28 Desember 1909 gubernur
Jenderal menyatakan Organisasi Budi Utomo menjadi organisasi yang sah dan
secara resmi diberi Izin melakukan kegiatan dengan ketentuan sesuai dengan
keputusan pemerintah colonial No.52 28 Desember 1909,Karena Organisasi ini
bersifat moderat maka tidak banyak nama organisasi ini dalam laporan-laporan
gubernur Jenderal antara tahun 1909-1915.Selama masa jeda dari kongres I dan
kongres II sikap pemerintah colonial pun berspekulasi apakah organisasi ini
mampu untuk menyejahterakan rakyat atau untuk memeperkuat pemerintah colonial.
Maka sangat jelas Budi Utomo merupakan organisasi pendidikan yang tidak
ditakutkan oleh pemerintah colonial ,organisasi ini selalu dikontrol oleh
pemerintah colonial.
SUMBER :
Nagazumi,Akira.1972.The Dawn Of Nationalism:The Early Years of Budi Utomo 1908-1918.Tokyo Institute of Developing Economics
Tidak ada komentar:
Posting Komentar