Minggu, 11 Maret 2012

RESENSI BUKU I


Selamat Pagi Kicauers Febry :)
(sekali-kali serius yah) Saya Ingin Share tentang Pelopor Organisasi yang memicu organisasi lain untuk mencapai kemerdekaan "Indonesia" 
Selamat membaca asal mula "BUDI UTOMO" !!!



Dewasa ini Budi Utomo dipandang sebagai organisasi nasional pertama yang lahir di Indonesia,majalah Retnodoemillah dan Pewarta prijaji  yang terbit akhir abad ke 19 mencerminkan kenyataan tentang adanya pertumbuhan hasrat di kalangan elite pribumi untuk memperjuangkan kepentingan mereka sendiri.


Wahidin Soedirohoesoedo lahir  tahun 1857 di desa Melati, di kaki gunung Merapi dekat Yogyakarta. Wahidin termasuk golongan priyayi desa, seperti juga ditujukkan oleh gelarnya yang sederhana saja yaitu Mas Ngabehi.Wahidin bersekolah pada tahun 1869 di Sekolah Kedokteran Jawa biasa dikenal dengan STOVIA(School tot Opleiding van Inlandsche Artsen)   dan menerbitkan Retnodoemilah dalam bahasa Melajoe sedang bukan bahasa Melayu tinggi seperti yang sudah. Selanjutnya ia mengubah dengan radikal isi muatannya. Kemudian berangsur-angsur karangan-karangan di dalamnya berubah, dari bernada pasif menjadi aktif.Sejak 1901 Dr.Wahidin Soedirohoesodo memimpin redaksi Retnodoemillah ,ia bukan hanya dikenal sebagai ahli kesehatan beliau dikenal mampu memadukan pendidikan barat dengan tradisi Jawa.Beliau juga termasuk ahli karawitan seperti gamelan dan sebagai dalang wayang kulit ini terbukti berkat tulisan Djajadiningrat mengenai pertemuannya pada tahun 1908.


Harmoni merupakan tema yang “difavoritkan” dalam ceramahnya,ia sendiri cukup luwes dalam mempertahankan terhadap budaya tradisional,namun siap menyesuaikan diri dengan aliran dalam politik colonial yang sehat. Salah satunya Politik Etis atau Politik Balas Budi yaitu suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi yang digagas olen van Deventer memungkinkan Wahidin Soedirihusodo menjadi Dokter Jawa.Menurut beliau Politik Etis lebih banyak memberikan janji dan kekecewaan.


Dalam propagandanya, Wahidin didampingi oleh Pangeran Ario Noto (putra Pakualam V). Namun usahanya ini tersendat oleh umur dan masalah pembiayaan. Wahidin mendekati priyayi, Bupati, dan Pejabat, walaupun tidak banyak yang tertarik terhadap usahanya, tetapi pada akhirnya ia mendapat dukungan luar biasa dari asisten residen berkat pembawaannya yang tenang dan meyakinkan. 


Hingga akhirnya, Wahidin berhasil membentuk Budi Utomo dengan murid-murid STOVIA. Pada mulanya ia tidak berniat ke STOVIA, tetapi karena sedang berhenti di Batavia, ia diundang oleh Soetomo dan Soeradji (murid STOVIA). STOVIA adalah satu-satunya lembaga pendidikan menengah di Batavia sehingga menjadi wajar bila siswanya bergaul dengan para kaum intelektual, seperti E.F.E. Douwes Dekker. 


Siswa STOVIA lebih memberikan dukungan terhadap kampaye Wahidin dibandingkan Douwes Dekker. Hal ini diakibatkan Douwes Dekker lebih menekankan terhadap politik (membuat partai) dan perjuangannya dilakukan oleh bangsa Indo-Eropa. Lalu Soetomo langsung mendirikan suatu perkumpulan di dalam STOVIA dan mencari dukungan dari siswa-siswa STOVIA. 


Nama Budi Utomo sendiri diusulkan oleh Soeradji. Ketika Wahidin meneruskan perjalanannya ke Banten, Soetomo memuji tekadnya “punika satunggaling padamelan sae sarta nelakaken budi utami.” (ini merupakan perbuatan baik serta mencerminkan keluhuran budi). Biasanya Budi Utomo diterjemahkan sebagai usaha bagus. Pengertian mengenai budi erat kaitannya dengan paham mengenai kesejahteraan masyarakat. Lalu diperluas pula tujuan Budi Utomo jauh dari sekedar soal beasiswa. Selain itu, batasan etnis dan geografis tidak hanya mencerminkan kurangnya kesadaran terhadap persatuan nasional secara menyeluruh, tapi juga karena antipati yang berkepanjangan antara golongan penduduk Jawa pribumi dan non-Jawa. oleh karena itu, Organisasi untuk kaum muda Jawa ini didirikan oleh Soetomo pada hari minggu tanggal 20 Mei 1908 pukul sembilan pagi. Siswa yang menghadiri di aula STOVIA bukan hanya siswa sekolah ini, tetapi juga dari sekolah pertanian dan kehewana di Bogor.

Pemerintah kolonial memang menaruh minat besar terhadap Budi Utomo terbukti dengan sebuah surat yang ditulis Sekretaris Pemerintah Belanda yang pertama JB van Heutz  menarik kesimpulan bahwa organisasi ini  sangat bermanfaat jika berada di tangan orang yang baik.Maka pemerintah colonial memperkirakan siapa yang akan memangku jabatan yang “istimewa” itu. Kongres Budi Utomo yang pertama diadakan pada Bulan Oktober 1908 untuk mengkonsolidasikan dengan keputusan diantaranya tidak mengadakan kegiatan politik,tujuan utama pada bidang pendidikan dan kebudayaan. Maka pada bulan Desember 1908 Tirtokoesoemo diangkat menjadi ketua Organisasi tersebut.


Organisasi Budi Utomo menaruh perhatian kepada rakyat dalam kepentingan pendidikan yang seluas-luasnya,perbaikan pertanian,peternakan,perdagangan,lalu perkembangan teknik Industri,menumbuhkan kembali kesenian tradisi pribumi,menjunjung tinggi cita-cita pada umumnya,meningkatkan kesejahteraan bangsa.


Setelah tahun 1909 terbentuk dua kelompok yang menginginkan organisasi ini terbentuk menjadi organisasi politik atau memperluas perhatian menjadi seluruh Hindia Belanda.Pada Oktober 1909 kongres kedua diselenggarakan di gedung Mataram Yogyakarta sedikitnya 300 orang jawa hadir ,terdapat orang Cina dan Eropa.Kongres Budi Utomo bertambah besar dengan bertambah banyaknya cabang organisasi  dari 8 cabang menjadi 19 cabang organisasi dalam waktu 1 tahun.Acara kongres ini menurun bila dibandingkan dengan pada kongres I.


Terdapat peristiwa pengunduran diri Tjiptomangunkusumo dari keanggotaan Budi Utomo karena terdapat wacana Organisasi ini menjadi Organisasi politik dan meluaskan cakupan menjadi seluruh Hindia Belanda.Sehingga pada 1909 Tjipto lebih memilih pindah ke Indische Partij dengan Douwes Dekker.Pada kongres keduapun beliau dating untuk mengamati Organisasi ini.


Pidato paling penting yang disampaikan oleh Sastrowidjono tentang “Cara memajukan bangsa Jawa”.Dalam forum itu ia mersa puas dengan kemajuan Organisasi Budi Utomo.Sangat bertentangan dengan pendapat Tjiptomangunkusumo dan lain-lain yang merasa tak puas.Kongres ke II ini mengagendakan setiap masalah yang menyangkut pendidikan dan kebudayaan setelah itu kongres ditutup dengan kesimpulan badan pengawas mengajukan anggaran dasar organisasi kepada pemerintah colonial untuk mendapatkan pengesahan,dan pemerintah colonial memberikan keputusan yang positif.


            Pada 28 Desember 1909 gubernur Jenderal menyatakan Organisasi Budi Utomo menjadi organisasi yang sah dan secara resmi diberi Izin melakukan kegiatan dengan ketentuan sesuai dengan keputusan pemerintah colonial No.52 28 Desember 1909,Karena Organisasi ini bersifat moderat maka tidak banyak nama organisasi ini dalam laporan-laporan gubernur Jenderal antara tahun 1909-1915.Selama masa jeda dari kongres I dan kongres II sikap pemerintah colonial pun berspekulasi apakah organisasi ini mampu untuk menyejahterakan rakyat atau untuk memeperkuat pemerintah colonial. Maka sangat jelas Budi Utomo merupakan organisasi pendidikan yang tidak ditakutkan oleh pemerintah colonial ,organisasi ini selalu dikontrol oleh pemerintah colonial.

SUMBER :
Nagazumi,Akira.1972.The Dawn Of Nationalism:The Early Years of Budi Utomo 1908-1918.Tokyo Institute of Developing Economics 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar