Senin, 19 Maret 2012

RESENSI BUKU II


Selamat pagi Kicauers :)
Pantengin yah (Serius dikit) Resensi Buku ini tentang Sejarah Kebudayaan Indonesia.

PERUBAHAN ARAH SASTRA INDONESIA

Judul                : Budaya dan Masyarakat
Penulis              : Prof.Dr.Kuntowijoyo
Penerbit             : PT. Tiara Wacana Yogya
Tahun               : 1,1987
Tebal                : 171 halaman


        Sastra merupakan kata yang tidak asing lagi di telinga kita,sastra sebagai bidang kajian sejarah intelektual masih belum banyak mendapatkan tempat dari penulis sejarah maupun penikmat sastra Indonesia, jika diamati sastra Indonesia merupakan bidang kajian yang menawarkan banyak kemungkinan. Sejarah intelektual dapat mempelajari perkembangan satra dari internal dialektik, perkembangan, kontinuitas,dan perubahan konsep-konsep kunci dari tema, proposisi dan posisi pikiran pengarangnya.
Jika kita percaya sastra sebagai simbol maka ini mempunyai korelasi terhadap sistem sosial yang membangunnya, maka kita akan mendapatkan keuntungan bila kita mempelajari sastra dari segi intelektual sama halnya dengan mempelajari kesadaran masyarakatnya.sastra dapat merupakan bayangan kehidupan masyarakat,perubahan masyarakat dan menampilakan filsafat sebagai landasan evaluasi yang terjadi. Hubungan langsung atau tidak langsung antara karya sastra sebagai sistem simbol dan sistem sosial dala arti ketergantungan merupakan apa yang disebut arah.
Munculnya sastra modern menggantikan sastra klasik ditandai dengan cita-cita untuk menampilkan kisah-kisah yang sudah terjadi atau dunia keseharian. Sastra adalah strukturasi dari pengalaman merupakan potret dari terbitnya sastra Balai pustaka 1920-an,mereka melihat dinamika yang terjadi dalam masyarakat contohnya Marah Rusli dalam Siti Nurbaya , maka sastra merupakan konfirmasi terhadap kenyataan-kenyataan sosial tetapi pengarang tak dapat mengambil sikap inilah yang disebut sastra simtomatik (ada dalam sistem sosial tetapi belum dalam sistem simbol sosial).
Kesadaran  kembali muncul dengan nama Pujangga Baru,sastra tahun 1930-an. Sastra tahun ini sudah ada pengintregasian sistemik antara sistem sosial dan simbol, seperti karya Sutan takdir Alisyahbana dengan sadar menunjukkan cita-cita kelas menengah untuk mendapatkan pengakuan dari kepemimpinan kelas sosial baru itu. Sastra ini menganalisa masyarakat dan menyatakan pendapat secara sadar maka termasuk sastra diagnostik.
Kritik sastra  masyarakat muncul pada tahun 1950-an contohnya tulisan Belenggu (1940) dengan penulisnya Armijn Pane atau karya Pramoedya yang berjudul Korupsi tahun 1954 merupakan sastra yang muncul akibat kekecewaan masyarakat terhadap kelas menengah kota, Indonesia yang baru lahir tidak banyak membawa perubahan mendasar kecuali politik pada saat itu. Lalu muncul angkatan 66 yang jelas menentang tirani politik pada saat itu, hingga tahun 1970-an seperti karya YB.Mangunwijaya, Burung-burung Manyar merupakan masih arah yang sama yakni termasuk sastra dialektik dimana sastra menjadi kritik sosial atau antitesis terhadap sistem sosial.
Kemudian muncul tradisi antiintelektualisme dalam sastra Indonesia didasari oleh Iwan Simatupang dan dilanjutkan oleh karya Darmanto JT yang berjudul urakan dan puisi mistik Abdul Hadi WM tahun 1980-an disini mereka membangun satra alternatif dimana para pengarang mecoba membebaskan sastra sebagai simbol dari masyarakat,sastra yang ingin berdiri sendiri sebagai sistem tandingan. Sastra ini timbul akibat pengarang merasa adanya sesuatu dalam masyarakat yang tidak koheren antara sistem sosial dan sistem nilai dan selanjutnya pengarang mewakili anggota masyarakat yang terasingkan dalam proses teknologisasi.
Ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti, diselingi istilah-istilah ilmiah, dan menganalisa perkembangan budaya dan masyarakat Indonesia dengan perspektif semiotik membuat para pembaca tertarik untuk membaca buku ini. Pasti melalui buku ini kita akan banyak lebih mengerti tentang perjalanan sejarah sastra Indonesia sejak 1920-an dari awalnya sastra simtomatik,beranjak menjadi sastra diagnostik tahun 1930-an lalu sastra dialektik pada tahun 1960-an sampai pada akhirnya sastra menjadi otonom sebagai sastra alternatif 1980-an,ternyata arah sastra berubah dari yang sebelumnya (1920-an) ada dalam sistem sosial berubah pada tahun 1980-an menjadi sistem tersendiri yang otonom.


Peresensi :        Febry Satya Wibawa


 

SEKIAN.

THANKS.

SALAM JANCUKERS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar