Selamat pagi Kicauers :)
Pantengin yah (Serius dikit) Resensi Buku ini tentang Sejarah Kebudayaan Indonesia.
PERUBAHAN ARAH
SASTRA INDONESIA
Judul :
Budaya dan Masyarakat
Penulis : Prof.Dr.Kuntowijoyo
Penerbit : PT. Tiara Wacana Yogya
Tahun : 1,1987
Tebal : 171 halaman
Sastra merupakan kata yang tidak asing lagi di telinga kita,sastra sebagai bidang kajian sejarah intelektual masih belum banyak mendapatkan tempat dari penulis sejarah maupun penikmat sastra Indonesia, jika diamati sastra Indonesia merupakan bidang kajian yang menawarkan banyak kemungkinan. Sejarah intelektual dapat mempelajari perkembangan satra dari internal dialektik, perkembangan, kontinuitas,dan perubahan konsep-konsep kunci dari tema, proposisi dan posisi pikiran pengarangnya.
Jika kita percaya sastra
sebagai simbol maka ini mempunyai korelasi terhadap sistem sosial yang
membangunnya, maka kita akan mendapatkan keuntungan bila kita mempelajari
sastra dari segi intelektual sama halnya dengan mempelajari kesadaran
masyarakatnya.sastra dapat merupakan bayangan kehidupan masyarakat,perubahan
masyarakat dan menampilakan filsafat sebagai landasan evaluasi yang terjadi. Hubungan
langsung atau tidak langsung antara karya sastra sebagai sistem simbol dan
sistem sosial dala arti ketergantungan merupakan apa yang disebut arah.
Munculnya sastra modern
menggantikan sastra klasik ditandai dengan cita-cita untuk menampilkan
kisah-kisah yang sudah terjadi atau dunia keseharian. Sastra adalah strukturasi
dari pengalaman merupakan potret dari terbitnya sastra Balai pustaka 1920-an,mereka
melihat dinamika yang terjadi dalam masyarakat contohnya Marah Rusli dalam Siti Nurbaya , maka sastra merupakan
konfirmasi terhadap kenyataan-kenyataan sosial tetapi pengarang tak dapat
mengambil sikap inilah yang disebut sastra simtomatik
(ada dalam sistem sosial tetapi belum dalam sistem simbol sosial).
Kesadaran kembali muncul dengan nama Pujangga
Baru,sastra tahun 1930-an. Sastra tahun ini sudah ada pengintregasian sistemik
antara sistem sosial dan simbol, seperti karya Sutan takdir Alisyahbana dengan
sadar menunjukkan cita-cita kelas menengah untuk mendapatkan pengakuan dari
kepemimpinan kelas sosial baru itu. Sastra ini menganalisa masyarakat dan
menyatakan pendapat secara sadar maka termasuk sastra diagnostik.
Kritik sastra masyarakat muncul pada tahun 1950-an
contohnya tulisan Belenggu (1940)
dengan penulisnya Armijn Pane atau karya Pramoedya yang berjudul Korupsi tahun
1954 merupakan sastra yang muncul akibat kekecewaan masyarakat terhadap kelas
menengah kota, Indonesia yang baru lahir tidak banyak membawa perubahan
mendasar kecuali politik pada saat itu. Lalu muncul angkatan 66 yang jelas
menentang tirani politik pada saat itu, hingga tahun 1970-an seperti karya
YB.Mangunwijaya, Burung-burung Manyar
merupakan masih arah yang sama yakni termasuk sastra dialektik dimana sastra menjadi kritik sosial atau antitesis terhadap
sistem sosial.
Kemudian muncul tradisi
antiintelektualisme dalam sastra Indonesia didasari oleh Iwan
Simatupang dan dilanjutkan oleh karya Darmanto JT yang berjudul urakan dan puisi mistik Abdul Hadi WM
tahun 1980-an disini mereka membangun satra alternatif
dimana para pengarang mecoba membebaskan sastra sebagai simbol dari masyarakat,sastra
yang ingin berdiri sendiri sebagai sistem tandingan. Sastra ini timbul akibat
pengarang merasa adanya sesuatu dalam masyarakat yang tidak koheren antara sistem
sosial dan sistem nilai dan selanjutnya pengarang mewakili anggota masyarakat
yang terasingkan dalam proses teknologisasi.
Ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti, diselingi
istilah-istilah ilmiah, dan menganalisa perkembangan budaya dan masyarakat Indonesia
dengan perspektif semiotik membuat para pembaca tertarik untuk membaca buku
ini. Pasti melalui buku ini kita akan banyak lebih mengerti tentang perjalanan
sejarah sastra Indonesia sejak 1920-an dari awalnya sastra simtomatik,beranjak menjadi sastra diagnostik tahun 1930-an lalu sastra dialektik pada tahun 1960-an sampai pada akhirnya sastra menjadi
otonom sebagai sastra alternatif 1980-an,ternyata
arah sastra berubah dari yang sebelumnya (1920-an) ada dalam sistem sosial berubah
pada tahun 1980-an menjadi sistem tersendiri yang otonom.
Peresensi : Febry Satya Wibawa
SEKIAN.
THANKS.
SALAM JANCUKERS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar